duuhhh, jangann !! kembali aku meneriakkan kata" itu sperti hari" sblumnya . anak itu kembali menjahiliku dengan berbagai macam tingkahnya yang membuatku naik pitam. aku selalu berpikir sampai kapan aku dijahili terus dengannya. stresku makin lengkap dengan adanya bocah aneh itu dikelasku. aku suka dikageti dengannya, tgasku dirusaknya, dan sgla macam ide-ide anehnya yang ga masuk akal. aku biasa memanggilnya 'si bocah gila'.
senin, seperti biasa, pelajaran pembuka adalah pelajaran olahraga, dan hari itu guru yang biasa mengajarku tidak masuk karena ada rapat guru olahraga satu sekolahku. jadi guru pengganti kelas kami menyuruh kami bermain basket, tetapi perempuan lwan laki-laki. aku pun mendapat giliran main dan lawanku bocah gila itu. aku jadi kehilangan semangat bermain karena ada ia yang terlalu over acting dan suka mencari perhatian kelas. tetapi permainan tetap harus berlanjut. saat aku mau merebut bola dari lawan main ku, aku tersandung sebuah batu dan tersungkur ke aspal yg berkerikil. aku mulai merasakan perihnya luka yg tergores di daerah lutut, dan dagu ku. aku pun terdiam sejenak di aspal berpasir itu dan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku, dan mengulurkan tangannya untuk membantuku bangun. ternyata, orang itu adalah bocah gila yang selalu membuatku emosi. aku pikir saat itu aku sedang pusing karena teriknya matahari sehingga aku merasa ia membantuku bangun. tapi yasudahlah, aku tidak mau memikirkan terlalu banyak tentang hal itu, mungkin aku memang pusing.
saat istirahat aku duduk di ranjang uks bersama sahabatku yang sedang mengobati lukaku, tiba" kulihat bayangan seseorang yang datang menghampiri, kupikir temanku yg biasa dduk sebangku denganku, ternyta orang itu adalh si bocah gila. dia lagi yang datang. aneh sekali dia hari ini, tak biasanya dia sebegitu perhatiannya denganku. apa aku yang terlalu pede? ia menanyakan apakah lukaku parah atau tidak, dan mencoba membantu mengobati lukaku. tapi karena aku ragu aku melarangnya dan menyuruhnya keluar dr uks. tetapi bocah gila itu tidak meledek aku balik seperti biasanya, tampangnya yg serius dan agak sedih membuatku makin bingung dan selalu bertanya-tanya.
beberapa hari pun berlalu setelah kejadian itu, bocah gila itu masih seperti tingkahnya yang biasa, yang jail dan aneh. saat itu pelajaran fisika, dan ada tugas kelompok yang harus dikerjakan. aku pun bergabung dengan kelompok yang sudah dipilihkan, dan aku sekelompok dengan bocah gila itu lagi. saat itu aku tak terlalu memperdulikan aku sekelompok dengan siapa, karena aku sedang memikirkan masalahku yang rajin berlari-lari di pikiranku. aku pun curhat dengan tman sebangku ku yang kebetulan sekelompok denganku. bocah gila mendengar ceritaku dan menanyakan masalhku, tadinya aku tidak mau mnceritakan tetapi krena terpaksa jadi aku bercerita juga. setelah selesai bercerita, ia menanggapi ceritaku itu dengan bijaksana layaknya psikolog, dan entah kenapa tanggapannya membuat pikiranku terbuka untuk menyelesaikan masalahku dengan sahabatku. kini pertanyaan yang selalu mengganjal terjawab sudah. bukan karena aku yang aneh atau sakit, tetapi memang sifatnya yang baik. aku pun mulai merasakan perasaanku terhadapnya. aku selalu memikirkan dia. tak terasa hari-hariku berlalu sudah dengannya, yang walaupun masih suka menjahiliku dia tetap baik padaku. besok adalh hari perpisahan kelas, dan sekolah membuat acara prom night malam harinya.
malam pun tiba, aku datang ke acara prom night itu dan bersenda gurau dengan temanku seperti biasa. mulai dari makan, acara pemilihan best couple, ada dansa, dan sgala macam lainnya. tak trasa sdh hmpir larut malam, acara prom night pun brakhir. aku pun pulang menuju tikungan jalan untuk mncari taksi yang kosong. saat sedang menunggu, bocah gila itu tiba-tiba datang kpadaku dan berkata " aku punya sesuatu untukmu. mungkin tak seberapa, tapi ini bisa menjadi kenang-kenanganku bila aku tak mlanjutkan sekolah disini lagi. kalau kau berpikir aku suka padamu, ya anggap saja iya. ikuti saja kata hatimu" tetapi saat ia berbicara seperti itu kepalaku sangat pusing dan aku tak tau lagi apa yang terjadi. saat mataku terbuka, aku berada di sebuah kamar rumah skit dan kulihat wajah sedih kdua orang tuaku. mreka berkata bahwa aku pingsan saat aku ngobrol dgn seorang pria, lalu pria itu membawaku ke rumah sakit. pria yang dimaksud rupanya si bocah gila. aku pun merasa berhutang budi padanya karena tlah membawaku k rmh skit dan telah memberiku hadiah perpisahan. aku belum berterima kasih padanya.
saat ini sisa buku diaryku hanya 2 lembar, yang sama seperti sisa hidupku yang akan berakhir di dunia ini. aku mengidap kanker darah, dan dokter brkata bahwa sisa umurku hanya 2 bulan, tetapi aku tak tau kapan Tuhan memanggilku. aku teringat bahwa aku belum membalas budi perbuatan bocah gila itu. aku pun mncari situasi aman dan aku kabur dari rumah sakit dan berlari menuju rumahnya, membawa seisi diaryku dan seluruh fotonya yang khusus aku cetak dan juga kumpulan tulisan tangannya yang suka aku koleksi. ia pun menerima dengan wajah yang masih sangat bingung, dan aku pun mengucapkan kata terima kasih dengan setengah suara karena aku merasa tubuhku mulai lemas, setelah itu aku pun terjatuh dan tiada.
duhh, cerpen gw lebay gag sii? kyk sinetron yahh? ==aaaaaaaaa